Kau
berlari dan berlari tanpa pernah tahu apa yang kau cari. Kau jatuh dan terjatuh
hingga berkali-kali, membuatmu buta akan rasa sakit. Luka itu ada dan perlahan
menjalar hingga ke dasar hatimu seraya menggerogoti hatimu seperti predator
yang siap mencabik mangsanya. Kau tak peduli, tepatnya kau tak mau tahu tentang
itu. Kau pura-pura tidak tahu tentang luka itu, dan bodohnya kau justru berlari
dengan membawa luka itu. Sementara rasa cemas, takut, khawatir semakin menyiksa
batinmu. Terus menerus kau mengkhawatirkan kemungkinan yang belum terjadi. Rasa
takutmu seperti hantu yang mengejarmu dari belakang. Tak ada arah atau
navigator yang kau genggam, kau hanya berlari tanpa tujuan, mencari sesuatu
yang selama ini tak pernah ada. Betapa menyedihkannya melihatmu seperti itu,
berbahagia seakan tak pernah ada luka yang kau peram. Kau ciptakan delusi dari
rasa sakitmu, seakan ada banyak cinta yang menghampirimu padahal jelas-jelas
kesendirian tergurat nyata di parasmu. Tatapan kasihan mulai kau lihat dari
mata mereka, berbisik-bisik membicarakan dirimu dengan gelak tawa yang tak
pernah kau mengerti maksudnya apa. Sejenak kau terhenti, kau melihat tatapan
mereka, tatapan kasihan itu kini persis di hadapmu. Mereka yang melihatmu
dengan tatapan kasihan membuatmu seperti melihat iblis yang siap menghujam
dirimu kapan saja. Entah mengapa seluruh persendian, saraf dan oraganmu seakan
kaku tak bergerak. Kau diam dengan tanya yang membelenggu dirimu. Ada tanya
yang belum memiliki jawaban sementara kini kau lihat denga kedua bolamatamu
sendiri bahwa ada luka yang selama ini kau tutupi. Kau tak pernah tahu bahwa ada
luka yang selama ini sudah telanjur membusuk di hatimu. Selama ini kau sengaja
tak mau menyembuhkan lukanya, kau pura-pura tidak melihat luka itu sementara
luka yang busuk itu telah bertransformasi menjadi virus untuk hatimu. Kini luka
itu tak lagi membuatmu perih tapi kebenaran bawa ada luka yang selama ini kau
simpan mengajarkanmu akan rasa sedih. Rasa sedih yang selama ini kau delusikan
jadi cinta sekarang semakin memperjelas betapa bodoh dan menyedihkannya dirimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar